Sabtu, 16 Juli 2016 0 komentar

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN



 
 KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

PADA MATA KULIAH:
ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN


OLEH:
FAJRI DWIYAMA
RADIATAN MARDIAH

PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2016

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Institusi pendidikan merupakan institusi yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat kompleks karena institusi pendidikan merupakan organisasi yang di dalamnya terdapat keterkaitan berbagai dimensi untuk menuju pencapaian komitmen pendidikan. Keunikan institusi pendidikan didasarkan pada karakteristik tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi lain. Adapun karakteristik tersebut adalah adanya proses belajar-mengajar sebagai pemberdayaan umat manusia.
Kompleksitas dan keunikan yang dimiliki oleh institusi pendidikan menuntut adanya efektivitas kepemimpinan pendidikan yang sangat fundamental dalam mewujudkan pencapaian tujuan institusi pendidikan. Kepemimpinan menjadi faktor yang sangat menentukan bagi keberhasilan suatu institusi pendidikan. Walaupun banyak faktor yang turut mempengaruhi dalam keberhasilan institusi pendidikan, tetapi kepemimpinan menempati posisi yang sangat vital bagi jalannya sistem yang terdapat dalam organisasi kependidikan.
1
 
Kepemimpinan (leadership) dalam suatu organisasi, lembaga atau institusi mempunyai peranan yang sangat penting. Karena tanpa adanya kepemimpinan, kumpulan orang dan sistem kerja yang ada didalamnya hanya akan merupakan suatu kumpulan yang tidak berarti. Dengan demikian tujuan organisasi yang telah direncanakan dengan matang tidak akan tercapai.
Lembaga pendidikan adalah merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi, yang dalam kegiatan sehari-hari tidak lepas dari peran seorang pemimpin untuk mengendalikan jalannya proses pendidikan agar tujuan pendidikan yang telah diprogramkan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1.        Apa yang dimaksud kepemimpinan pendidikan ?
2.        Bagaimana fungsi kepemimpinan pendidikan ?














BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan menurut D.E. McFarlan didefenisikan sebagai suatu proses dimana pimpinan dilukiskan akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[1] Oteng Sutisna mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mengambil inisiatif dalam situasi sosial untuk menciptakan bentuk dan proses baru, merancang dan mengatur perbuatan, dan membangkitkan kerja sama kearah tercapainya tujuan.[2]
Dari beberapa defenisi kepemimpinan dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang dilakukan individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok yang tergabung ke dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun kepemimpinan pendidikan adalah kegiatan dan proses mengarahkan serta mempengaruhi orang lain atau kelompok dalam berbagai aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan untuk pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan.
Ditinjau dari sejarah perkembangannya, konsep kepemimpinan ada 3 jenis, yaitu:
1.     
3
 
Suatu konsep yang menganggap bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang berupa sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang ada pada diri seorang pemimpin. Jadi seseorang dapat menjadi pemimpin karena memang dilahirkan sebagai pemimpin dan bukan karena dibuat atau dididik untuk itu. Konsep ini menganggap bahwa seseorang muncul dan diangkat sebagai pemimpin semata-mata karena ia dianggap memiliki sifat-sifat yang baik atau setidak-tidaknya memiliki potensi yang merupakan pembawaan atau bahkan keturunan yang diharapkan dapat menjadi suri tauladan bagi orang lain yang akan dipimpinnya.
2.      Suatu konsep yang memandang kepemimpinan sebagai fungsi kelompok (fungtion of the group). Menurut konsep ini, sukses tidaknya suatu kepemimpinan tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan atau sifat-sifat yang ada pada seseorang, tetapi justru yang lebih penting adalah dipengaruhi oleh sifat-sifat dan ciri-ciri kelompok yang dipimpinnya. Setiap kelompok memiliki sifat dan ciri yang berlainan sehingga memerlukan tipe atau gaya kepemimpinan yang berbeda-beda sesuai dengan lingkungan masing-masing.
3.      Suatu konsep yang menyatakan bahwa kepemimpinan dipandang sebagai suatu fungsi dari situasi (fungtion of the situation). Konsep ini tidak hanya didasari atas pandangan yang bersifat psikologis dan sosiologis, tetapi juga atas dasar ekonomi dan politis. Disamping sifat-sifat individu pemimpin dan fungsi-fungsi kelompok seperti pada konsep pertama dan kedua, kondisi dan situasi tempat kelompok itu berada, mendapat penganalisaan pula dalam masalah kepemimpinan. Konsep ini menunjukkan bahwa, betapapun seorang pemimpin telah memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang baik dan dapat mejalankan fungsinya sebagai anggota kelompok, namun sukses tidaknya kepemimpinannya masih ditentukan pula oleh situasi yang selalu berubah, yang mempengaruhi perubahan dan perkembangan kehidupan kelompok yang dipimpinnya, baik itu adat istiadat, kebudayaan, mobilitas dan struktur sosial, politik pemerintahan atau masyarakat, organisasi dan lembaga-lembaga di dalam masyarakat dan negara.[3]
B.       Fungsi Kepemimpinan Pendidikan
Sejalan dengan kompleksitas dan keunikan institusi pendidikan, kepemimpinan pendidikan mempunyai fungsi sebagai berikut: kepemimpinan pendidikan sebagai manajer, sebagai pemimpin, dan sebagai pendidik.[4]  Berikut penjelasan dari berbagai fungsi tersebut:
1.        Kepemimpinan Pendidikan sebagai Manajer
Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai manajer identik dengan keharusan menjalankan berbagai fungsi yang ada pada manajemen. Manajer sudah pasti melakukan berbagai aktivitas, sedangkan aktivitas kerja manajer sering dikategorisasikan menjadi fungsi-fungsi manajemen. fungsi manajemen yang harus dilakukan oleh manajer meliputi lima aspek, yaitu:
1)      Planning (perencanaan), meliputi penentuan tujuan organisasi untuk melaksanakan, dan penentuan berbagai hal atau strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan;
2)      Organizing (pengorganisasian), terdiri dari pengelompokan aktivitas, penentuan aktivitas, dan adanya otoritas yang akan membawa pada aktivitas pencapaian tujuan;
3)      Staffing  (penyusunan personalia), mencakup penentuan kebutuhan sumber daya manusia, rekruitmen, seleksi, latihan, dan pengembangan sumber daya manusia;
4)      Leading (pengarahan) merupakan pengaturan dan penyaluran sumber daya manusia mencapai prestasi yang jadi tujuan;
5)      Controlling  (pengawasan) mencakup pengukuran kinerja terhadap tujuan-tujuan yang telah ditentukan, penentuan kasus-kasus penyimpangan dan pengambilan tindakan untuk perbaikan yang diperlukan.
Dengan demikian, sesuai dengan fungsinya sebagai manajer, kepemimpinan pendidikan dituntut untuk mencapai tujuan akhir. Sedangkan, kerja kepemimpinan pendidikan merupakan kerja tim yang dibantu oleh tenaga pendidik dan staf administrasi sehingga kepemimpinan pendidikan dituntut mampu meningkatkan kinerja semua subsistem yang terdapat dalam institusi pendidikan. Hal itu semua menuntut kemampuan kepemimpinan pendidikan sebagai manajer untuk dapat menjalankan fungsi-fungsi manajerial.
2.        Kepemimpinan Pendidikan sebagai Pemimpin
Yulk mengkategorikan kepemimpinan setidaknyamemiliki tiga kemampuan, yaitu (1) kemampuan teknik, (2) kemampuan interpersonal, dan (3) keahlian konseptual.[5]
Kemampuan teknik merupakan ilmu pengetahuan tenang metode-metode. prosedur-prosedur proses, dan teknik memimpin khususnya aktivitas dan kemampuan penggunaan sarana prasarana yang relevan untuk aktivitas yang ada.
Keahlian interpersonal  merupakan pengetahuan tentang perilaku manusia dan proses-proses interpersonal, seperti kemampuan untuk mengerti perasaan, sikap, motivasi dari apa yang ditetapkan dikerjakan (empati, sensitivitas sosial). Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif (fasih berbicara meyakinkan) dan kemampuan untuk mengefektivitaskan dan mengadakan hubungan kooperatif.
Keahlian konseptual  merupakan kemampuan analisis general, melogikakan pemikiran, dan kecakapan dalam menformulasi konsep dan konseptualisasi yang kompleks serta menghubungkan keduanya. Kreatif dalam membangkitkan ide dan pemecahan masalah serta kemampuan untuk menganalisis kejadian, perubahan-perubahan, antisipatif dan menghargai kesempatan, dan kemampuan menangani masalah potensial (induktif dan tanggapan deduktif).
Pemimpin hendaknya mempunyai beberapa cara untuk melangkah ke depan dengan memulai visi yang jelas. Pemimpin yang lebih disukai juga dapat memberikan inspirasiuntuk diikuti. Pemimpin yang besar memiliki visi yang besar dan visi tersebut disebarluaskan untuk pertumbuhan dan perkembangan organisasi. Pemimpin yang efektif adalah memiliki jaringan kerja yang handal, membangun hubungan yang pada akhirnya untuk mengadakan dan menggunakan sumber daya informasi dan dorongan kembali terhadap organisasi atau penyediaan unsur pokok yang penting. Pemimpin yang berkedudukan sebagai pelatih akan memberikan inspirasi dan membantu mereka belajar, tumbuh, dan merealisasikan para bawahan menjadi manusia yang potensial, serta memberikan layanan pada masyarakat. Pemimpin sebagai agen perubahan akan memosisikan organisasi maju ke depan, membuat perubahan atau peningkatan terhadap pengambilan keputusan yang lain, tentang bagaimana layanan pada kebutuhan yang banyak dan kelompok target yang seharusnya diberi perhatian.
Selanjutnya, fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai pemimpin menurut Wahjosumidjo dapat diuraikan sebagai berikut:
1)      Bertanggungjawab agar para tenaga pendidik, staf administrasi, siswa menyadari tujuan institusi pendidikan yang telah ditetapkan.
2)      Kepemimpinan pendidikan bertanggungjawab untuk menyediakan segala dukungan, peralatan, fasilitas, berbagai peraturan, dan suasana yang mendukung kegiatan.
3)      Kepemimpinan pendidikan harus mampu memahami motivasi setiap tenaga pendidik, staf administrasi, dan siswa, mengapa mereka bersikap dan berperilaku baik yang bersifat positif maupun reaksi yang tidak mendukung.
4)      Kepemimpinan pendidikan sebagai sumber inspirasi bawahan.
5)      Kepemimpinan pendidikan harus menjaga keseimbangan antara tenaga pendidik, staf administrasi, dan siswa, serta kepentingan masyarakat pihak lain.
6)      Kepemimpinan pendidikan harus menyadari bahwa esensi kepemimpinan adalah kepengikutan (the followership), artinya kepemimpinan tidak akan terjadi apabila tidak didukung pengikut.
7)      Memberikan bimbingan, mengadakan koordinasi kegiatan, mengadakan pengendalian atau pengawasan, dan pembinaan agar masing-masing anggota atau bawahan memperoleh tugas yang wajar dalam beban dan hasil usaha bersama.[6]
3.        Kepemimpinan Pendidikan sebagai Pendidik
Proses pendidikan di samping secara khusus (especially) dilaksanakan di institusi pendidikan, tetapi dapat diselenggarakan di luar institusi pendidikan, yaitu melalui keluarga dan masyarakat. Bahkan, diantara para pakar berpendapat bahwa pendidikan secara klasik merupakan usaha sistematik untuk mengalihkan pengetahuan seseorang kepada orang lain. Kepemimpinan pendidikan di samping menempati fungsi yang lain, dituntut untuk dapat melaksanakan fungsinya sebagai seorang pendidik.
Kepemimpinan pendidikan sebagai seorang pendidik paling tidak harus dapat mentransfer nilai sebagai berikut:
1)   Mental adalah hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak manusia.
2)   Moral adalah hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban atau moral yang diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, dan kesusilaan.
3)   Fisik  adalah hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan, dan penampilan manusia secara lahiriah.
4)   Artistik adalah hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan.
Moral bagi pendidik merupakan bagian terpenting karena moral bagi pemimpin pendidikan merupakan sumber inspirasi personal institusi pendidikan. Sementara itu, yang menjadikan sentral fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai pendidik mencakup dua hal, yaitu sasaran atau kepada siapa perilaku sebagai pendidik diarahkan dan bagaimana peran sebagai pendidik itu dilaksanakan. Sasaran utama dapat berupa para tenaga pendidik, staf administrasi, dan kelompok para siswa.





BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.        Kepemimpinan pendidikan adalah kegiatan dan proses mengarahkan serta mempengaruhi orang lain atau kelompok dalam berbagai aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan untuk pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan.
2.        Fungsi kepemimpinan pendidikan dibagi menjadi tiga bagian yaitu: kepemimpinan pendidikan sebagai manager, kepemimpinan pendidikan sebagai pemimpin, kepemimpinan pendidikan sebagai pendidik.














10
 
 
DAFTAR PUSTAKA


Gary Yukl, Kepemimpinan dalam Organisasi, (Terj. Yusuf Udaya) (Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall Inc, 1998

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Remaja Karya, Bandung, 1987

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoretis dan Permasalahannya Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002

www.kompasiana.com/kepemimpinan_pendidikan



11
 
 


[1] www.kompasiana.com/kepemimpinan_pendidikan
[2] Ibid.
[3]M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Remaja Karya, Bandung, 1987), h. 26
[4]Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoretis dan Permasalahannya (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 82
[5]Gary Yukl, Kepemimpinan dalam Organisasi, (Terj. Yusuf Udaya) (Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall Inc, 1998), h. 176
[6] Wahjosumidjo, Op. Cit. h. 118
 
;